Tim Pemadam Kebakaran dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang mengungkapkan bahwa kawasan pusat kota Karawang kini termasuk dalam zona merah, yang menunjukkan tingkat kerawanan kebakaran yang sangat tinggi.
“Selama ini, kejadian kebakaran mayoritas terjadi di wilayah perkotaan,” kata Ketua Tim Pemadam Kebakaran BPBD Karawang, Rudi.
Berdasarkan informasi yang tersedia, disebutkan bahwa selama tahun 2024, terhitung dari Januari hingga Desember, wilayah Karawang mengalami kebakaran sebanyak 312 insiden.
Dari total ratusan kasus kebakaran yang tercatat, objek yang paling sering terbakar adalah lahan yang ditumbuhi alang-alang, dengan jumlah kejadian mencapai 109 kali, diikuti oleh kebakaran rumah tinggal sebanyak 73 kali, serta kebakaran limbah yang terjadi sebanyak 42 kali.
Selain itu, kejadian kebakaran lainnya melibatkan ruko atau kios sebanyak 28 kali, sektor industri sebanyak 17 kali, kendaraan yang terbakar sebanyak 15 kali, bangunan gedung atau gudang sebanyak 13 kali, panel atau tiang listrik sebanyak 10 kali, kompor atau tabung gas yang terbakar sebanyak 4 kali, serta satu kejadian kebakaran pada kabel Telkom.
Mengingat tingginya jumlah kasus kebakaran di Karawang, Tim Pemadam Kebakaran dari BPBD Karawang telah melakukan pemetaan terhadap daerah-daerah yang rentan terhadap kebakaran.
Beberapa daerah di Karawang, seperti Rengasdengklok dan sekitarnya, telah ditetapkan sebagai zona hijau, sementara Cilamaya, Banyusari, dan area sekitarnya termasuk dalam zona kuning.
Sementara itu, wilayah Karawang Barat beserta sekitarnya, yang mencakup area perkotaan dan kawasan industri, telah ditetapkan sebagai zona merah, menandakan tingkat kerawanan kebakaran yang sangat tinggi.
“Wilayah perkotaan Karawang masuk zona merah daerah rawan kebakaran, karena selama ini kasus kebakaran didominasi terjadi di wilayah perkotaan Karawang,” katanya.
Dalam upaya menangani insiden kebakaran di Karawang, Tim Pemadam Kebakaran BPBD Karawang membentuk tiga regu yang terdiri dari total 153 personel.
