Kecemasan meliputi hati Lisda, yang menjabat sebagai Kepala Sekolah di SDN Pasir Pogor, yang terletak di Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.
Setelah terjadinya banjir bandang yang merusak jembatan gantung penghubung antar desa, sejumlah siswa harus berjuang menyeberangi sungai dengan berenang agar bisa melanjutkan proses pembelajaran mereka.
Menurut pengamatan Lisda, saat ini hanya terdapat lima siswa dari SDN Pasir Pogor yang berasal dari Kampung Cikadaka, Desa Cidadap, yang secara konsisten menyeberangi sungai untuk pergi ke sekolah.
Namun, terdapat sekitar 30 anak dari Kampung Naringgul yang harus menempuh perjalanan menuju Kampung Cikadaka untuk mengikuti pendidikan diniyah, dengan melewati sungai yang sama.
Lisda menyampaikan bahwa anak didik mereka yang berasal dari Kampung Cikadaka dan belajar di SDN Pasir Pogor berjumlah lima orang.
Sementara itu, ada sekitar 30 anak dari Kampung Naringgul yang pergi ke Kampung Cikadaka untuk mengikuti pendidikan diniyah.
Jembatan gantung yang dibangun pada September 2024 oleh Yayasan Sehati Gerak Bersama sebelumnya merupakan solusi utama yang memudahkan akses bagi warga dan pelajar.
Namun, rusaknya jembatan akibat banjir bandang kembali menimbulkan kekhawatiran, terutama mengenai keselamatan para siswa yang harus melintasi sungai tersebut.
Lisda menjelaskan bahwa pihak sekolah telah mengambil langkah untuk mengeluarkan kebijakan yang mengharuskan siswa tetap berada di rumah saat hujan deras yang berisiko menyebabkan sungai meluap.