Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan bahwa Washington tengah membuka kembali jalur komunikasi dengan Beijing dalam upaya mencari titik temu guna meredakan ketegangan perang tarif yang telah membebani ekonomi global selama beberapa tahun terakhir. Langkah ini menjadi semacam embusan angin segar setelah sekian lama hubungan dua raksasa ekonomi dunia itu dilanda gesekan keras bak api dan bensin.
Dalam pernyataan terbarunya, Trump menyebut bahwa komunikasi aktif antara kedua negara telah dimulai. Ia menyiratkan bahwa proses diplomasi tengah berjalan meski masih diselimuti kabut ketidakpastian.
“Ya, kami sedang berbicara dengan China,” kata Trump, melansir AFP, Sabtu (19/4).
“Saya akan mengatakan bahwa mereka telah menghubungi saya beberapa kali,” imbuhnya.
Pernyataan tersebut muncul tak lama setelah pemerintah AS memberlakukan kenaikan tarif hingga 245 persen terhadap berbagai produk asal China. Kenaikan ini sempat mengguncang dunia perdagangan internasional, dan menjadi sinyal keras dalam babak baru konfrontasi dagang antara kedua negara.
Namun, meski sudah ada geliat diplomasi, Trump masih enggan memberikan konfirmasi langsung mengenai apakah dirinya telah berbincang secara pribadi dengan Presiden China, Xi Jinping.
“Saya tidak pernah mengatakan apakah hal itu terjadi atau tidak,” katanya ketika ditanya tentang pembicaraan dengan Xi.
“Itu tidak pantas,” lanjut dia.
Konflik perdagangan yang berlangsung selama masa kepemimpinan Trump ibarat pertandingan tarik tambang tanpa garis finish, dengan kedua belah pihak saling balas menaikkan tarif ekspor dan impor dalam upaya mempertahankan keunggulan ekonomi nasional masing-masing.
Trump sebelumnya juga sempat menyatakan keyakinannya bahwa negosiasi yang sedang berlangsung bisa berujung pada kesepakatan yang saling menguntungkan. Ia tampak optimis bahwa kerja sama dagang antara Washington dan Beijing bisa menemukan jalan tengah.
“Saya pikir kita akan membuat kesepakatan yang sangat bagus dengan China,” katanya di Gedung Putih sebelumnya ketika Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni berkunjung untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan untuk mengakhiri tarif AS terhadap Uni Eropa.
Ketegangan antara AS dan China telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir seiring keputusan Trump untuk kembali menaikkan tarif secara signifikan. Namun, kini ia tampaknya mulai menunjukkan sikap lebih lentur, dengan membuka peluang bahwa tarif-tarif tersebut tidak akan dinaikkan lebih lanjut, bahkan bisa saja diturunkan jika kondisi memaksa.
“Saya tidak ingin tarifnya naik karena pada titik tertentu itu akan membuat orang tak lagi membeli,” ujar Trump.
“Jadi, saya mungkin tidak akan menaikkan lagi atau bahkan mencapai level tersebut. Saya mungkin mau menurunkan harga ke level yang lebih rendah karena pada titik tertentu orang tidak akan membeli,” sambungnya.
Pernyataan ini dinilai sebagai angin perubahan dari pemimpin Negeri Paman Sam yang sebelumnya dikenal keras dalam pendekatan ekonominya terhadap China. Meski belum jelas seperti apa bentuk kesepakatan yang akan dicapai, sinyal diplomasi ini menjadi petunjuk bahwa perang dagang yang panjang dan melelahkan mungkin sudah mulai mendekati ujung jalan.






