Perang Makin Membara! Israel Serbu Wilayah Arab, Ketegangan Meningkat

Sahrul

Gelombang konflik di Timur Tengah kembali memanas usai pasukan militer Israel meluncurkan serangan udara ke wilayah Pelabuhan Hodeidah, Yaman, pada Senin (5/5/2025). Serangan tersebut dilakukan sebagai reaksi atas rudal yang ditembakkan oleh kelompok Houthi sehari sebelumnya, yang mendarat tak jauh dari Bandara Internasional Ben Gurion—pintu gerbang utama ke Israel.

Melalui pernyataan resmi yang dikutip oleh Reuters, militer Israel menyatakan bahwa operasi militer ini menyasar “target teroris Houthi” di sekitar Hodeidah. Serangan ini disebut-sebut sebagai salah satu gempuran paling masif Israel terhadap wilayah Yaman sejak konflik bersenjata dengan Hamas kembali pecah di Jalur Gaza pada Oktober 2023.

Dampak dari serangan udara tersebut tidak ringan. Menurut kantor berita Saba yang dikelola oleh Houthi, setidaknya satu korban jiwa dilaporkan tewas dan sekitar 35 lainnya mengalami luka-luka. Sumber lapangan juga menyebutkan bahwa kawasan pelabuhan dan pabrik semen di sekitarnya langsung ditutup pasca-serangan, seperti benteng yang roboh di tengah badai.

Seorang pekerja pelabuhan mengungkapkan bahwa seluruh aktivitas bongkar muat dihentikan saat ledakan terjadi. Bahkan dua kapal yang sedang menurunkan kargo terpaksa menghentikan proses distribusinya.

Dari informasi yang dihimpun, dua narasumber memperkirakan bahwa serangan udara menyebabkan kerusakan pada 70 persen infrastruktur pelabuhan, termasuk lima dermaga utama, gudang penyimpanan, hingga kawasan bea cukai. Perlu dicatat, Hodeidah merupakan pelabuhan tersibuk kedua di wilayah Laut Merah setelah Aden, sekaligus menjadi jalur utama keluar-masuk sekitar 80 persen pasokan pangan untuk rakyat Yaman—ibarat nadi logistik yang kini terganggu denyutnya.

Militer Israel menegaskan bahwa langkah ini merupakan respons tegas atas “serangan berulang yang dilakukan rezim teroris Houthi terhadap Negara Israel, termasuk peluncuran rudal permukaan-ke-permukaan dan pesawat tak berawak ke wilayah dan warga negara Israel.”

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya telah menyatakan tekadnya untuk membalas serangan hari Minggu, yang menjadi rudal pertama sejak Maret lalu yang berhasil menembus sistem pertahanan udara mereka.

Kelompok Houthi, yang selama ini dikenal mendapatkan sokongan dari Iran, terus menerus meluncurkan rudal dan drone ke arah Israel serta kapal-kapal yang berlayar di perairan Laut Merah. Mereka menyatakan bahwa setiap serangan dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina yang terus berada dalam tekanan.

Pejabat Houthi, Abdul Qader al-Mortada, menegaskan melalui unggahan di platform X bahwa “Israel harus menunggu sesuatu yang tak terbayangkan” sebagai balasan atas aksi militer mereka.

Dari sisi internasional, seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan kepada Reuters bahwa meskipun pasukan AS tidak secara langsung terlibat dalam serangan pada hari Senin, koordinasi antara militer Amerika dan Israel tetap berlangsung dalam kerangka kerja sama keamanan.

Imbas serangan juga terasa di sektor energi. Perusahaan minyak yang dikelola oleh Houthi menyatakan bahwa mereka harus mengaktifkan sistem darurat untuk pengisian bahan bakar karena terhambatnya proses bongkar muat di pelabuhan minyak Ras Isa. Mereka pun menuding bahwa serangan-serangan dari Amerika Serikat turut memperparah gangguan distribusi.

Sebelumnya, pada bulan Maret lalu, Presiden AS Donald Trump diketahui telah menginstruksikan serangan besar terhadap posisi-posisi Houthi di Yaman. Gelombang serangan tersebut menewaskan ratusan orang, walau Israel sendiri sejak Desember 2024 cenderung membatasi aktivitas militernya di wilayah Yaman.

Sementara itu, Israel juga dikabarkan menyetujui rencana pengambilalihan Jalur Gaza, termasuk kontrol langsung atas jalur distribusi bantuan kemanusiaan ke wilayah yang hancur akibat perang tersebut.

Sejak konflik meletus pada 7 Oktober 2023, korban jiwa dari pihak Palestina telah melampaui 52.000 orang, menurut data otoritas kesehatan setempat. Serangan ini merupakan balasan atas serbuan mendadak yang dilakukan kelompok Hamas ke wilayah Israel, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang lainnya.

Also Read

Tags

Leave a Comment