Sekitar 1.300 orang jemaah dilaporkan meninggal dunia selama pelaksanaan ibadah Haji 2024 di Arab Saudi, dengan mayoritas korban terpapar suhu ekstrem yang menyelimuti Makkah.
Suhu di kota tersebut tercatat mencapai angka 51,8°C, sementara sekitar 1,8 juta jemaah turut ambil bagian dalam rangkaian ibadah tahunan ini, menurut laporan yang diterbitkan oleh Daily Sabah pada Kamis (16/1/2025).
Sebanyak 83% dari para korban tidak memiliki izin resmi untuk melaksanakan Haji, yang menghalangi mereka untuk memperoleh akses ke fasilitas seperti tenda berpendingin udara yang dirancang untuk meredakan dampak panas ekstrem.
Sebagian besar korban merupakan jemaah dari luar negeri, dengan sejumlah besar kematian dihubungkan secara langsung dengan paparan suhu yang sangat tinggi.
Meskipun rincian persiapan untuk Haji 2025 belum diumumkan, upaya mengurangi risiko terkait dengan jemaah ilegal menjadi fokus utama bagi pemerintah Arab Saudi.
Sensor yang dirancang untuk mendeteksi stres akibat panas, yang diharapkan dapat memberikan bantuan signifikan, masih dalam proses pengembangan dan belum siap digunakan pada pelaksanaan Haji tahun ini.
Sejak peluncuran visa pariwisata pada 2019, semakin mudah bagi individu untuk memasuki Arab Saudi tanpa izin resmi sebagai jemaah.
Hal ini membuat upaya untuk membatasi akses ilegal ke Makkah menjadi tantangan serius bagi pihak berwenang.
Karena itu, diharapkan pemerintah Arab Saudi akan menyiapkan fasilitas tambahan untuk mengantisipasi kemungkinan peningkatan jumlah jemaah ilegal.
Kematian yang terjadi pada tahun sebelumnya dipicu oleh kombinasi suhu ekstrem dan paparan langsung sinar matahari dalam intensitas yang sangat tinggi.
Jadwal pelaksanaan Haji yang mengikuti kalender lunar Islam menyebabkan ibadah tahun ini kembali bertepatan dengan musim panas.
Untuk itu, pemerintah Arab Saudi telah mengambil berbagai langkah mitigasi untuk mengurangi dampak suhu ekstrem selama pelaksanaan ibadah tersebut.
Upaya mitigasi tersebut meliputi penyediaan ruang berpendingin udara di sekitar area Ka’bah dan pelapisan jalan dengan material yang dapat menurunkan suhu aspal.
Selain itu, para relawan juga terlibat dalam membagikan air minum, payung, dan memberikan edukasi mengenai pencegahan hipertermia kepada jemaah.
Sistem penyemprotan kabut dan pusat perbelanjaan dengan pendingin udara juga disediakan sebagai sarana untuk memberikan kenyamanan sementara bagi jemaah.
Meskipun demikian, para ahli berpendapat bahwa penggunaan pendingin udara tetap menjadi langkah yang paling efektif dalam melindungi jemaah dari dampak panas ekstrem.
Unit pendingin bergerak sangat dibutuhkan untuk membantu jemaah mengurangi dampak panas ekstrem, meskipun beberapa langkah tersebut belum sepenuhnya siap diterapkan tahun ini.
Diharapkan, Riyadh akan meningkatkan infrastruktur serta pengendalian kapasitas untuk menyongsong pelaksanaan Haji 2025 agar lebih efisien dan aman bagi seluruh jemaah.