Ketegangan yang semakin memuncak antara India dan Pakistan kembali menjadi sorotan dunia. Pada Senin (12/5), Perdana Menteri India Narendra Modi memberikan peringatan yang keras kepada Pakistan. Dalam pidatonya, Modi menegaskan bahwa India tidak akan ragu untuk menargetkan “tempat persembunyian teroris” di wilayah Pakistan jika serangan baru terjadi. Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa ancaman nuklir dari Islamabad tidak akan mempengaruhi keberanian India dalam menghadapi konfrontasi militer.
Komentar ini muncul beberapa hari setelah pasukan India melancarkan serangan terhadap Pakistan pada pekan sebelumnya. Ini menjadi pidato publik pertama Modi terkait serangan tersebut. Menariknya, pernyataan ini hadir tepat dua hari setelah kedua negara, yang merupakan kekuatan nuklir, menyepakati gencatan senjata yang difasilitasi oleh Presiden AS Donald Trump.
Gencatan Senjata Pasca Baku Tembak Intens
Perjanjian gencatan senjata ini diumumkan setelah empat hari baku tembak yang intens di sepanjang perbatasan India-Pakistan. Ketegangan ini menyusul serangan India pada 7 Mei, yang menargetkan sembilan lokasi yang diduga sebagai “infrastruktur teroris” di wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan. Serangan ini dilakukan sebagai balasan atas serangan teror terhadap wisatawan Hindu di Kashmir India, yang menewaskan 26 orang pada bulan sebelumnya.
Namun, Islamabad membantah terlibat dalam serangan tersebut dan mendesak adanya penyelidikan independen. “Jika terjadi serangan teroris di India, jawaban yang pantas akan diberikan sesuai dengan ketentuan kami,” ujar Modi dalam pidatonya, yang disiarkan di televisi, sebagaimana dikutip dari Reuters. “Dalam beberapa hari mendatang, kami akan mengukur setiap langkah Pakistan. India akan menyerang secara tepat dan cepat tempat persembunyian teroris yang berkembang bersamaan dengan ancaman nuklir [dari Pakistan],” tambah Modi, yang menegaskan sikap tegas India terhadap segala bentuk ancaman dari Pakistan.
Kata-kata Keras dan Pesan Jelas dari Modi
Modi juga memperingatkan bahwa terorisme dan dialog damai tidak dapat berjalan seiring. Dalam pidatonya, ia mengungkapkan bahwa “Teror dan perdagangan tidak dapat berjalan bersamaan. Air dan darah tidak dapat mengalir bersamaan,” merujuk pada pakta pembagian air antara kedua negara yang sempat dibekukan oleh New Delhi. Dengan kata lain, Modi menekankan bahwa ketegasan terhadap ancaman terorisme adalah bagian dari kebijakan luar negeri India yang tidak akan ditawar.
Sementara itu, meskipun tidak ada tanggapan langsung dari pihak Pakistan terkait pernyataan Modi, situasi semakin memanas dengan adanya ancaman nuklir yang menggantung. Analis militer mencatat bahwa meskipun belum ada konfirmasi resmi, pernyataan yang dibuat oleh militer Pakistan menunjukkan kemungkinan opsi nuklir, mengingat kebijakan “penggunaan pertama” yang dipegang Islamabad jika negara tersebut merasa terancam.
Krisis yang Memanas dan Potensi Konsekuensi Nuklir
Kekhawatiran akan penggunaan senjata nuklir meningkat setelah Pakistan menyatakan bahwa badan yang mengawasi senjata nuklir mereka akan segera bertemu. Hal ini menambah ketegangan yang sudah memuncak, mengingat baik India maupun Pakistan adalah negara dengan kekuatan nuklir. Meski demikian, Menteri Pertahanan Pakistan kemudian membantah adanya pertemuan semacam itu yang dijadwalkan.
Pidato Modi datang beberapa jam setelah pembicaraan antara kepala operasi militer India dan Pakistan melalui telepon, dua hari setelah kesepakatan gencatan senjata diumumkan. Pembicaraan ini mencakup pembahasan mengenai pengurangan pasukan di perbatasan dan langkah-langkah untuk menjaga kedamaian. Namun, tidak ada pernyataan dari pihak Pakistan mengenai pembicaraan tersebut.
Peran AS dalam Gencatan Senjata
Di tengah ketegangan ini, Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa peran Washington sangat penting dalam mengamankan gencatan senjata antara kedua negara. “Kami akan melakukan banyak perdagangan dengan Pakistan dan India. Kami sedang bernegosiasi dengan India sekarang. Kami akan segera bernegosiasi dengan Pakistan,” ujar Trump dalam pernyataan yang disampaikan sebelum pidato Modi. Pakistan sendiri berterima kasih atas upaya AS sebagai penengah, namun India, yang selalu menentang campur tangan pihak ketiga dalam konfliknya dengan Pakistan, belum memberikan komentar tentang peran AS tersebut.
Menghadapi Ketegangan yang Tak Berkesudahan
Ketegangan antara India dan Pakistan, dua negara yang telah lama berseteru, kembali membara dengan ancaman yang semakin nyata. Gencatan senjata mungkin memberikan sedikit ruang bagi diplomasi, namun kata-kata tegas dari Modi dan ancaman nuklir dari Pakistan menunjukkan bahwa konflik ini jauh dari selesai. Dunia akan terus mengamati langkah selanjutnya dari kedua negara ini, dengan harapan agar perdamaian dapat tercapai tanpa mengorbankan nyawa lebih banyak lagi.






