Huntnews.id – Langkah Anies Rasyid Baswedan untuk menatap Pilgub DKI Jakarta berat. PKS mundur pelan-pelan, menyusul dua koleganya, NasDem dan PKB, yang mengambil ancang-ancang bergabung ke kubu status quo, KIM Plus.
Alasan PKS sebagaimana diungkap Juru Bicara PKS, Kholid, Anies tak mampu menggenapkan koalisi hingga tenggat waktu 4 Agustus 2024.
Dua partai yang mendukung Anies sebelumnya, NasDem dan PKB, tidak sreg dengan pasangan Anies, Sohibul Iman dari PKS.
“Kami melihat gelagat mundur itu dari pernyataan Sahroni dari NasDem dan Jazilul Fawaid dari PKB. Sehingga kami memilih opsi kedua, mencari alternatif lain,” ungkap Kholid.
Karena pesimis dengan kelanjutan pasangan Anies-Sohibul Iman (Aman), PKS kemudian mengambil ancang-ancang, ikut bergabung di KIM Plus yang mengusung Ridwan Kamil sebagai Cagub DKI Jakarta.
Sebenarnya, ada opsi lain dari PKS. Kalau pun tidak mau mengusung Sohibul Iman, PKS berharap Anies “mengenakan jaket putih” atau menjadi kader partai bulan sabit kembar itu.
Itu diungkap Ketua DPW PKS DKI Jakarta, Khoirudin. Katanya, dia menawari Anies menjadi kader, sehingga bisa membuka peluang koalisi untuk posisi cawagub.
Namun, Anies kata Khoirudin enggan menerima tawaran PKS. Alasannya, dia ingin di posisi netral.
Namun, juru bicara Anies, Sahrin Hamid membantah kalau PKS pernah menawarkan opsi Anies untuk menjadi kader. Kata Sahrin, tawaran itu tidak pernah ada, sehingga Anies juga tidak pernah melakukan penolakan.
Anies juga dalam kesempatan lain, membantah pernah diberi tenggat waktu. Kala itu kata Anies, pembicaraan hanya seputar bersediakah Anies menerima Sohibul Iman sebagai cawagub. Dan Anies saat itu sudah memberikan jawaban, bersedia.
Dengan massifnya partai-partai berpindah ke KIM Plus, Anies terancam gagal maju di Pilgub DKI Jakarta.
Sebenarnya, ada satu partai yang melirik Anies, yakni PDIP. Ketua DPP PDIP, Puan Maharani pernah mengatakan, peluang partainya mengusung Anies di atas 50 persen.
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto juga mengatakan, partainya tengah melirik Anies sebagai salah satu figur cagub PDIP untuk Pilkada Jakarta. Hanya saja, PDIP masih harus mencari koalisi. Kursinya belum cukup mengusung calon.
Langkah PKS sendiri untuk masuk ke KIM Plus, terganjal oleh Partai Gelora yang lebih dulu ada di barisan partai pendukung pemerintah itu.
Adalah Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, yang meminta KIM Plus untuk merefleksi bergabungnya PKS ke KIM Plus. Dia meminta KIM mengkaji ulang dan berpikir ulang sebelum menerima PKS.
Fahri bilang, partainya adalah salah satu korban dari PKS, sehingga KIM Plus sebut Fahri harus berhati-hati. (*)