Huntnews.id – Minggu, 7 Juli 2024, Badan Musyawarah (Bamus) Suku Betawi 1982 menggelar pertemuan.
Dalam pertemuan itu, mereka mengusulkan lima nama untuk dicalonkan sebagai kandidat calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Ketua Umum Bamus Suku Betawi 1982, Zainuddin mengatakan, ada lima nama yang diusulkan untuk maju di Pilkada Jakarta. Di antaranya, Marullah Matali, Lutfi Hakim, Zainuddin, Dailami Firdaus, dan Moh. Ihsan.
Marullah Matali merupakan Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata, Lutfi Hakim merupakan Ketua Umum FBR, Dailami Firdaus merupakan anggota DPD RI dapil Jakarta, Moch Ihsan merupakan Ketua Umum Forkabi, dan Zainuddin merupakan Ketua Umum Bamus Suku Betawi 1982.
Menurut Zainuddin, usulan nama-nama ini lahir dari hasil konsolidasi dengan para sesepuh dan tokoh adat, dalam rangka menyongsong sukses Pilkada 2024.
Zainuddin menekankan usulan tersebut harus dipandang, demi keberlanjutan peradaban Betawi, yang telah turun-temurun sejak 3.000 tahun lalu.
Huntnews.id menuturkan, suku Betawi yang merupakan salah satu suku asli Nusantara dengan jumlah sekitar 7 juta jiwa, kini berada pada urutan keenam dari 1.340 suku di Indonesia.
“Di Jakarta sendiri, suku Betawi menempati urutan kedua, dengan jumlah sekitar 3 juta jiwa atau 27 persen dari total populasi ibu kota,” kata dia dalam jumpa pers dengan tema “Suku Betawi Menyongsong Sukses Pilkada 2024 di Jakarta”.
Di dalam sistem demokrasi Indonesia, lanjut dia, suara suku Betawi memiliki peran yang sangat menentukan, dalam pemilihan presiden (pilpres), pemilihan legislatif (pileg), dan pemilihan kepala daerah (pilkada).
“Hal ini menjadi semakin relevan, setelah disahkannya UU Nomor 2 Tahun 2024 Tentang Daerah Khusus Jakarta (DKJ), yang menegaskan kedudukan suku Betawi sebagai Putra Asli Daerah, dan menempatkan budaya Betawi sebagai prioritas, bersama suku-suku lain yang tinggal di Jakarta,” paparnya.
Dengan kedudukan tersebut, tambah Zainuddin, suku Betawi kini memiliki hak untuk mendapat ruang, dan pelibatan langsung dalam spektrum politik dan pemerintahan.
“Semangat Vox Betawi Vox Dei, No Betawi No Party (Betawi Adalah Suara Tuhan, Tanpa Betawi Tidak Ada Pesta ‘Demokrasi’) menjadi seruan utama,” jelasnya.
Melalui usulan ini, suku Betawi berharap dapat berperan lebih, dalam menentukan arah masa depan Jakarta, serta memastikan budaya dan nilai-nilai Betawi tetap terjaga, dan dihormati dalam setiap aspek kehidupan. (in)