Huntnews.id, JAKARTA—Jumlah pemilih cerdas yang memilih berdasarkan misi, visi, dan program dari pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024 ini sangat kecil.
Angkanya hanya berkisar 10 sampai 15 persen. Hal itu disampaikan Direktur Riset Index Indonesia, Idris Hemay dalam Dialog Khusus Pemilu RRI Pro 3.
Idris mengatakan, mereka sudah melakukan survei beberapa kali untuk mengetahui sejauh mana pemilih dalam Pemilu 2024. Khususnya pemilih yang menentukan pilihannya berdasarkan visi, misi, dan program.
Berdasarkan survei itu, mayoritas warga memilih berdasarkan relasi sosial. Ini disebabkan adanya kekhawatiran dari masing-masing pemilih tersebut.
“Sebagian besar atau 85 sampai 85 persen pemilih ternyata memilih berdasarkan relasi sosial. Dimana mereka tidak berani memilih berbeda dengan komunitas kecilnya, memilih berbeda akan dikucilkan,” kata Idris dikutip dari rri.co.id, Jumat (16/2/2024).
Dari data survei itu kata dia, bisa diambil kesimpulan bahwa sebagian besar pemilih menentukan pilihannya karena hubungan sosial, perteman dan keluarga.
“Jika komunitas pertemanannya memilih calon A, maka dia akan ikut A, begitu seterusnya,” ungkap Idris.
Alasan itu pula yang menurut Idris membuat para capres-cawapres dan tim suksesnya sangat gencar melakukan pendekatan dengan komunitas-komunitas kecil karena itu.
“Mereka berharap dengan melakukan pendekatan dengan pimpinan-pimpinan komunitas tersebut, maka yang dibawahnya akan mengikutinya,” jelas Idris.
Peneliti Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Kahfi Adlan Hafiz, mengamini apa yang disampaikan oleh Idris. Menurutnya, itulah kondisi riil pemilih di Indonesia saat ini.
Menurut Kahfi, di Pemilu 2024 ini sebenarnya para pemilih sudah memiliki banyak pilihan sarana untuk mengetahui pilihan yang tepat sesuai dengan dengan keinginannya.
“Ada aplikasi bahkan yang mengajukan pertanyaan kepada calon pemilih mengenai apa yang dinginkan dari calon pilihannya,” kata Kahfi.
Aplikasi itu akan memberikan saran bahwa calon A, B, atau C yang cocok dengan keinginan tersebut. “Jadi pilihan mereka bukan lagi berdasarkan kesamaan dengan komunitas, seperti komunitas satu tongkrongan dan lain sebagainya,” kata Kahfi
Kahfi dan Idris sepakat bahwa kampanye pemilih cerdas yang dilakukan penyelenggara pemilu kelihatannya belum berhasil sepenuhnya. “Ini menjadi PR besar untuk pemilu berikutnya,” kata Kahfi yang diamini Idris. (ilo)
Silahkan kirim ke email: [email protected].
Stay connect With Us :