BANDA ACEH – Seratusan pelaku usaha dari sektor pariwisata, ekonomi kreatif, dan rempah Aceh mengikuti Aceh Tourism & Business Forum, bersama para pelaku usaha dari dalam maupun luar negeri. Acara tersebut digelar di Hotel Hermes Palace Banda Aceh, Senin, 6 November 2023.
Aceh Tourism & Business Forum ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8, dengan melibatkan 140 pelaku usaha lokal dan negara sahabat.
Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki dalam sambutannya yang dibacakan Plt Asisten II Setda Aceh Ir Mawardi menyampaikan, PKA-8 merupakan momentum untuk mempromosikan bisnis dari Aceh.
Mawardi menjelaskan, tujuan utama kegiatan bisnis forum ini juga untuk meningkatkan perekonomian Aceh agar tumbuh lebih kuat. Harapannya para pengusaha tertarik berinvestasi di Tanah Rencong.
“Mari kita dorong perekonomian Aceh dari aktivitas usaha yang berkelanjutan dan komoditi bernilai tambah,” ajak Mawardi.
Menurut Mawardi, untuk meningkatkan daya tarik investasi di Aceh sangat dibutuhkan promosi berkualitas dan menyeluruh. Karena itu perlu melibatkan para pelaku usaha komoditas nilam, kopi, cokelat, pala, dan lada dari Aceh serta pelaku usaha lainnya yang ingin membeli produk tanah rencong.
Dari kegiatan ini juga diharapkan terjadi transaksi bisnis agar penjualan komoditas Aceh dapat meningkat, baik dari dalam maupun ke luar negeri.
“Maka peran semua pihak diharapkan bisa mendorong peningkatan investasi sektor pariwisata dan komoditas agro,” ungkapnya.
Mawardi melanjutkan, setelah krisis global yang melanda dunia beberapa waktu lalu, kini perekonomian dunia kembali pulih. Sektor pariwisata di Aceh yang sempat terpuruk tajam juga disebut telah bangkit dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan 1.715.923 orang pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021 sejumlah 1.459.986 orang.
“Adapun target kunjungan dalam tahun 2023 ini adalah sebanyak 2,5 juta wisatawan. Dari data yang berhasil dihimpun, setidaknya lebih dari 833 objek destinasi wisata terdapat di seluruh Aceh; baik itu wisata bahari, wisata alam, wisata budaya, wisata religius, wisata kuliner, cagar budaya dan sebagainya,” katanya.
Lebih lanjut dijelaskan, tujuan utama pelaksanaan kegiatan Aceh Tourism and Business Forum ini adalah meningkatkan perekonomian Aceh untuk tumbuh kuat dan inklusif.
“Melalui kegiatan ini kami berharap banyak pelaku usaha yang akan tertarik untuk berinvestasi di Aceh. Mari kita dorong perekonomian Aceh melalui aktivitas usaha yang berkelanjutan dan komoditas bernilai tambah,” sebut Mawardi.
Sementara Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Almuniza Kamal menyampaikan, pelaksanaan PKA 8 tahun ini, Pemerintah Aceh kembali menguatkan isu rempah untuk menjadi komoditi unggulan, seperti yang pernah dialami pada abad ke-16 hingga 18 silam.
“Komoditi rempah akan menjadi unggulan nantinya. Kita ingin mengembalikan sejarah lama, peluang bisnis Aceh adalah penguatan rempah,” ujarnya.
Almuniza menuturkan, pertemuan bisnis hari ini diikuti para pengusaha dari Malaysia dan Jepang, serta dihadiri oleh Konsulat Jenderal Malaysia yang berkantor di Medan, Provinsi Sumatera Utara.
“Hari ini melalui zoom, juga ada salah satu pelaku industri halal food dari Jepang, pengusaha ini akan mencoba melirik produk kita,” katanya.
Dirinya menuturkan, pertemuan bisnis tersebut juga sebagai salah satu upaya untuk memasarkan dan meyakinkan orang lain membeli produk pelaku usaha dari Aceh.
Kadisbudpar mengatakan pihaknya hanya bisa membuka ruang diskusi dan pelaku usaha harus lebih giat menggerakkan. Mudah-mudahan pertemuan ini ada hasil maksimal,” imbuhnya.
Dalam upaya mendukung semua ini, lanjut Almuniza, dirinya juga melakukan pembicaraan secara informal dengan Chief Executive Officer (CEO) Air Asia Malaysia dan Pelaksana Fungsi Ekonomi Dua Konsulat jenderal Indonesia di Penang, Ariadi.
“Mudahan dari hasil pertemuan nantinya, akan ada hal yang bisa kita bawa ke Penang,” tutur Almuniza. (Huntnews.id)
Selengkapnya